Sunday, June 21, 2009

memulai usaha distro (DIStribution TROtoar )

Dewasa ini usaha distro sangat menjamur, ada yang mengusung idealisme dan ada juga yang mengekor tanpa memiliki konsep yang jelas. Namun belakangan ini banyak sekali keluhan dari para pemilik usaha distro dan clothing yang menyatakan kenyamanan berkreatifitas mereka terganggu karena pembajak yang menjual produk bajakan merek terkenal dengan harga yang relatif sangat murah. tapi kalaw udah begitu siapa yang kita salahkan, pemerintah kah? pembajak kah? atau diri sendiri?

selama ada peluang dan sangat menguntungkan maka pembajakan akan terus ada, bahkan di negara2 maju pun masih ada pembajakan. Namun menurut hemat saya, salah satu solusi untuk mengatasi pembajakan adalah menjual produk original seharga produk bajakan atau minimal mendekati, saya yakin sejuta persen barang bajakan ga akan laku dan akan lenyap.

tapi apa mungkin? mungkin saja, tinggal pelaku industrinya(distro n clothing) sendiri yang yang membuat keputusan, karena jika tidak maka kemungkinannya sangat kecil sekali usaha distro ini akan bertahan, paling tidak untuk para pengekor yang konsepnya tidak jelas.

Citycontrasts chadger adalah satu brand dari yang mengusung konsep baru, yaitu bukan distro. Kenapa konsepnya bukan distro n apa maksudnya?

Citycontrasts enggan disebut distro karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah ketimbang produk distro. Kalaupun citycontrasts disebut distro maka artinya adalah DIStribution TROtoar.
konsepini tidak bermaksud untuk merubah arti distro.

Sasaran pemasaran citycontras chadger adalah selureuh kalangan yang lowprofil, yaitu dengan harga sangat terjangkau dapat tetap gaul, kualitas baik n gak pasaran tentunya. untuk reselernya pun tidak dibatasi dengan ketentuan, mulai dari lapak dipinggir trotoar sampe ke mall bisa menjadi reseler vdengan harga sangat terjangkau.

Dalam waktu dekat sebelum bulan rhamadan akan ditampilkan desain2 nya dan sebagian sudah ada di blog ini maupun di facebook bukan distro citycontrasts chadger, kisaran harga t-shirt citycontrasts original dengan bahan soft combed 30s, jahit rantai n sablon pigmen, sw, gl atw rubber dibandrol kisaran harga Rp 18000 sampai Rp 23000 per pcs untuk pembelian minimal selusin. Dengan harga semurah itu kemungkinan besar tidak akan ada yang sudi membajaknya ha ha

bagi yang membutuhkan info atw sekedar ingin berbagi pengalaman bisa tinggalkan komentar, mengirim email atw mengunjungi facebook kami.

semoga bermanfaat.

Friday, May 22, 2009

Saturday, May 2, 2009

menerima pesanan combed 30s polos







bagi yang igin atau membutuhkan kaos oblog polos untuk berbagai keperluan, kami menerima pemesanan kaos oblong berbahan combed 30s dengan harga Rp 16000 untuk minimal pemesnan 2 kodi, dengan kombinasi ukuran S M L. untuk ukuran XL dan seterusnya dikenakan biaya tambahan. bagi yang berminat atau sekedar menanyakan informasi silahkan tinggalkan coment atau kirim email ke park_84@yahoo.com

read more tripeljicloth.blogspot.com

Saturday, March 7, 2009

peluang usaha distro and clothing

Pengen bikin clothing tapi ga punya tim produksi?
Anda punya distro n pengen memaksimalkan untung dengan jual produk dan merek sendiri?
Mau bikin kaos angkatan, Ospek atau kaos buat identitas komunitas kamu?
Atau buat kaos promosi dengan standard distro namun murah?
Ini informasi yang tepat buat kamu-kamu n Cuma di sini tempatnya.


T-shirt
1. Bahan combed 20s, 24s n 30s.
2. Jahitan standard distro (model rantai).
3. Plastisol, HD, SW, GL. Pigmen dll.
4. Minimal order 1 lusin / 12 pcs.
5. Harga dasar Combed 20s Rp 32.000.
6. Harga dasar Combed 24s Rp 28.000.
7. Harga dasar Combed 30s Rp 25.000.
8. Harga dasar maksimal sablon ukuran A3 dan 3 warna.


Polo T-shirt / Wangki.


Minimal order 1 lusin / 12 pcs.
Harga dasar Rp 40.000.
bordir standard dada kiri.
Jaket.
Berbagai macam jenis bahan jaket dan sweater
Sablon atau bordir computer.

Sporty
Adidas
Adidas polyester
Diadora
Dry fit
Parasut
Mikro
Ballon

Kantoran
Drill (japan, american, taipan, indonesian)
Kanvas
Kanvas sweading
Twill

Sweater
Fleece cotton
Fleece polyester
Baby terry
Terry doors

harga umum jacket/pcs : Rp 60.000 - Rp 90.000

~ Untuk luar daerah ongkos kirim di tanggung pemeran dan untuk bandung dan sekitarnya dapat di antar ke tempat.
~ Harga sewaktu-waktu bisa berubah ( perubahan harga tidak jauh, hanya bersifat tehnis )
~ CP 08997331965 dan 02292139370 ( boleh sms )

Friday, February 27, 2009

What is Distro and Clothing Company?

CLOTHING adalah istilah untuk menyebut perusahaan pembuat T-shirt. Istilah lengkapnya adalah Clothing Company atauu perusahaan yang memproduksi pakaian jadi di bawah werek sendiri, clothing merupakan kategori untuk merek yang mengeluarkan produk pakaian jadi. Pakaian jadi ini sebagian besar adalah t_shirt yang kemudian berkembang ke berbagai perlengkapan yang menunjang gaya hidup seperti kemeja, sepatu, kacamata, jam tangan bahkan mp3 player


Sedangkan DISTRO merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet yang fogsinya menerima titipan dari berbagai macam merek clothing company lokal yang memproduksi sendiri produknya( t_shirt, tas, dompet, jaket, dan lain-lain) yang karena belum punya pemasaran sendiri ataupun sekedar untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan, maka tentunya clothing compani sangat berhubungan baik dan saling membutuhkan


Distro memiliki sifat eksklusif atau cenderung tidak menjual banyak produk untuk setiap desainnya. Clothing Company seperti Ouval, eat 347, unkl 347, Two clothes, Aurel, Flash jack, Black jack dan lain-lain memang membatasi kuantitas produknya dengan hanya satu kali produksi untuk satu desain. Distro juga memiliki suasana akrab sehingga konsumen merasa nyama untu mampir dan berbelanja.


Walaopun bisnis distro terkesan indie, namun efeknya bisa menggeser merek-merek lokal yang bermodal beser. Keunggulan distro adalah penyediaan produk yang memiliki desain yang sangat eksklusif baik berupa tulisan atau gambar yang memiliki makna lebih yang bisa menarik perhatian orang-orang muda yang selalu ingin tampil beda.


Distro merupakan salah satu perwujudan dari DIY ( Do it yourself ) karna berdasar pada roots-nya sendiri, maka distro lahir dan berkembang dari komunitas yang independen. Distro pada awalnya wadah bagi penjualan album, kaset, merchandise, serta pernak pernik bagi band-band indi yang memasarkan produk mereka secara independen juga. Distro menjadi semacam counter culture ( budaya tanding ) bagi para pelaku industri besar serta merupakan alternatif pilihan bagi selera mainstream masyarakat luas. Stiker, pin, dompet, topi, ikat pinggang, tali dan kantung handphone, sandal, sepatu, t_shirt, dan jaket sudah dapat diperoleh dengan kisaran harga Rp 1.500 sampai Rp 250.00.

Jelas bahwa distro pada awalnya diperkenalkan oleh orang-orang yang tumbuh di komunitas independen. Mereka ingin membuat suatu usaha street fashion sendiri yang eksklusif dan mencerminkan gaya hidup ( lifestyle ) komunitas tempat mereka berasal.

Pada awal lahirnya street fashion belum ada konsep penjualan semacam distro. Ketika itu berbagai merek busana yang ada di gerai-gerai pakaian kebanyakan bersifat masal dengan desain yang menjiplak busana dari luar negeri. Kalau pun ada, street fashion tersebut berasal dari merek luar negeri dengan harga yang luar biasa juga tentunya. Maka kemudian lahirlah distro-distro lokal dengan konsep eksklusif dengan mengetengahkan idealisme yang kebanyakan berasal dari komunitas root mereka. Misalnya saja komunitas skateboard, surfing, ataupun musik indie. Pendirian distro pun tidak bergantung pada faktor-faktor yang berada di luar mereka ( modal finansial misalnya ). Sebagian besar pelopor distro merintis usaha mereka dari mudal yang kecil. Kini distro menjadi alternatif pilihan bagi orang-orang yang ingin memiliki street fashion sendiri dan eksklusif serta mencerminkan gaya hidupyang kental dengan independensi.

Distro masih layak menyandang nama distro walaupun dari kacamata bisnis ia telah membesar dan dapat dikategorikan sebaga suatu industri tersendiri karna sudah mulai melenceng dari konsep dan idealisme awal. Banyak yang mulai merilisprodak dari ide yang orisinil atau memproduksi jumblah yang lebih banyak dari semestinya, namun itu hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar masih mengusung nilai-nilai idealisme dan konsep awal.

Di Indonesia sendiri distro bermula di Bandung dan kemudian banyak yang berkembang menjadi distributor bagi produk-produk clothing lokal. Ada tiga klasifikasi dalam bisnis clothing:

1. Distro yang hanya menjual produk-produk dari clothing company.
2. Clothing yang mendistribusikan produk ke distro-distro.
3. Konveksi atau tempat produksi/produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan lebel sendiri pula.