Friday, February 27, 2009

What is Distro and Clothing Company?

CLOTHING adalah istilah untuk menyebut perusahaan pembuat T-shirt. Istilah lengkapnya adalah Clothing Company atauu perusahaan yang memproduksi pakaian jadi di bawah werek sendiri, clothing merupakan kategori untuk merek yang mengeluarkan produk pakaian jadi. Pakaian jadi ini sebagian besar adalah t_shirt yang kemudian berkembang ke berbagai perlengkapan yang menunjang gaya hidup seperti kemeja, sepatu, kacamata, jam tangan bahkan mp3 player


Sedangkan DISTRO merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet yang fogsinya menerima titipan dari berbagai macam merek clothing company lokal yang memproduksi sendiri produknya( t_shirt, tas, dompet, jaket, dan lain-lain) yang karena belum punya pemasaran sendiri ataupun sekedar untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan, maka tentunya clothing compani sangat berhubungan baik dan saling membutuhkan


Distro memiliki sifat eksklusif atau cenderung tidak menjual banyak produk untuk setiap desainnya. Clothing Company seperti Ouval, eat 347, unkl 347, Two clothes, Aurel, Flash jack, Black jack dan lain-lain memang membatasi kuantitas produknya dengan hanya satu kali produksi untuk satu desain. Distro juga memiliki suasana akrab sehingga konsumen merasa nyama untu mampir dan berbelanja.


Walaopun bisnis distro terkesan indie, namun efeknya bisa menggeser merek-merek lokal yang bermodal beser. Keunggulan distro adalah penyediaan produk yang memiliki desain yang sangat eksklusif baik berupa tulisan atau gambar yang memiliki makna lebih yang bisa menarik perhatian orang-orang muda yang selalu ingin tampil beda.


Distro merupakan salah satu perwujudan dari DIY ( Do it yourself ) karna berdasar pada roots-nya sendiri, maka distro lahir dan berkembang dari komunitas yang independen. Distro pada awalnya wadah bagi penjualan album, kaset, merchandise, serta pernak pernik bagi band-band indi yang memasarkan produk mereka secara independen juga. Distro menjadi semacam counter culture ( budaya tanding ) bagi para pelaku industri besar serta merupakan alternatif pilihan bagi selera mainstream masyarakat luas. Stiker, pin, dompet, topi, ikat pinggang, tali dan kantung handphone, sandal, sepatu, t_shirt, dan jaket sudah dapat diperoleh dengan kisaran harga Rp 1.500 sampai Rp 250.00.

Jelas bahwa distro pada awalnya diperkenalkan oleh orang-orang yang tumbuh di komunitas independen. Mereka ingin membuat suatu usaha street fashion sendiri yang eksklusif dan mencerminkan gaya hidup ( lifestyle ) komunitas tempat mereka berasal.

Pada awal lahirnya street fashion belum ada konsep penjualan semacam distro. Ketika itu berbagai merek busana yang ada di gerai-gerai pakaian kebanyakan bersifat masal dengan desain yang menjiplak busana dari luar negeri. Kalau pun ada, street fashion tersebut berasal dari merek luar negeri dengan harga yang luar biasa juga tentunya. Maka kemudian lahirlah distro-distro lokal dengan konsep eksklusif dengan mengetengahkan idealisme yang kebanyakan berasal dari komunitas root mereka. Misalnya saja komunitas skateboard, surfing, ataupun musik indie. Pendirian distro pun tidak bergantung pada faktor-faktor yang berada di luar mereka ( modal finansial misalnya ). Sebagian besar pelopor distro merintis usaha mereka dari mudal yang kecil. Kini distro menjadi alternatif pilihan bagi orang-orang yang ingin memiliki street fashion sendiri dan eksklusif serta mencerminkan gaya hidupyang kental dengan independensi.

Distro masih layak menyandang nama distro walaupun dari kacamata bisnis ia telah membesar dan dapat dikategorikan sebaga suatu industri tersendiri karna sudah mulai melenceng dari konsep dan idealisme awal. Banyak yang mulai merilisprodak dari ide yang orisinil atau memproduksi jumblah yang lebih banyak dari semestinya, namun itu hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar masih mengusung nilai-nilai idealisme dan konsep awal.

Di Indonesia sendiri distro bermula di Bandung dan kemudian banyak yang berkembang menjadi distributor bagi produk-produk clothing lokal. Ada tiga klasifikasi dalam bisnis clothing:

1. Distro yang hanya menjual produk-produk dari clothing company.
2. Clothing yang mendistribusikan produk ke distro-distro.
3. Konveksi atau tempat produksi/produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan lebel sendiri pula.

No comments:

Post a Comment